Curahan Hati
Rabu, 12 Agustus 2015
Jumat, 22 Mei 2015
Ungkapan Isi Hati
Duhai Kekasih yang Bening Hatinya
Nan Manis kata dan cantik akhlaknya
ceritakanlah keraguan akan kekasihmu ini
atau sikap yang tiada dikau sukai
jangan pernah dikau pendam lara di hati
karena tiada rela hati ini melihat kekasihnya terluka
karena dikaulah belahan jiwanya
Translate Kitab Irsyadul Anam
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah Hirobbil Alamin segala puji bagi
Tuhan seru sekalian alam, dan solawat yang akmal dan sejahtera yang
sempurna bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan atas keluarganya dan skalian
sahabatnya وبعد kemudian dari pada itu maka ini kitab bernama ارشا دالانام في ترجمة اركان الاسلام artinya pertunjukan kebajikan kepada makhluk didalam
perihal memaknakan rukun-rukun Islam bermula barang yang ada tersebut didalam
ini kitab maka sekaliannya itu tersalin daripada kitab-kitab Fiqih bahasa arab
yang Mu’tamad disalin dengan bahasa melayu Jakarta dengan tiada disebut lafaz
arabnya lagi melainkan jika ada seumpama doa maka disebut lafaz arabnya dengan
pakai gantung lugoh karena boleh menjadi mudah dipelajarkannya oleh orang-orang
yang baru belajar.
Pasal: Bermula wajib atas tiap-tiap Mukallaf yakni aqil
baligh bahwa ia menuntut ilmu segala pekerjaan agama yang wajib atasnya
demikian pula wajib atas bapak atau suami bahwa ia mengajarkan yang demikian
itu akan anak-anaknya atau istrinya. Adapun jikalau keduanya itu tiada
dibolehkan mengajarkan mereka itu maka wajib menyerahkan kepada yang mengajar.
Adapun jikalau yang belajar itu perempuan maka yang mengajarkannya pun
perempuan melainkan jikalau tiada dapat guru perempuan maka laki-laki tetapi
syaratnya aman dari fitnah laki wajib pakai dingding antaranya.
Pasal: Artinya baligh yaitu cukup umurnya lima belas tahun
qomariyah yakni dengan itungan bulan-bulan Islam sama saja anak laki-laki atau
perempuan, demikian pula jika keduanya itu dapat mimpi jima’ hingga dapat
keluar mani dari umur Sembilan tahun atau lebih, demikian pula anak perempuan
jika dapat haid dari umur Sembilan tahun atau lebih adanya.
Pasal: Bermula nikmat Tuhan yang amat besar kepada hambanya
yaitulah nikmat Islam dan nikmat Iman, sebab amalan-amalan keduanya itu menjadi
lantaran pada masuk syurga dan selamat daripada api neraka.
Pasal: Bermula
artinya Iman yaitu percaya pada enam rukun-rukun, percaya pada Allah Taala
dengan segala I’tiqod yang wajib baginya dan yang mustahil dan yang harus.
Sebagaimana telah dinyatakan sekalian itu didalam sifat dua puluh. Kedua
percaya pada skalian malaikatnya. Ketiga percaya pada sekalian
kitab-kitabnya. Ke empat percaya pada skalian Rasul-rasulnya. Ke lima
percaya pada hari kiamat. Ke enam percaya pada takdir Allah Taala atas
tiap-tiap suatu kejadian sebagaimana telah tersebut satu-satunya itu didalam
kitab sifat dua puluh adanya.
Pasal: Bermula artinya Islam yaitu menerima lagi menjunjung
akan segala perintah Allah Taala dengan mengamalkan segala rukun-rukunnya
bermula rukun Islam lima perkara: Pertama-tama, mengucap dua kalimat
syahadat dengan mengerti makna keduanya yang telah tersebut dikitab sifat dua
puluh. Ke dua, mendirikan sembahyang lima waktu. Ke tiga, memberi
zakat jika ada hartanya yang diwajibkan zakat atasnya. Ke empat, puasa
dibulan Ramadhan. Ke lima, pergi haji jika mampu pergi adanya.
Pasal: Artinya air yang suci menyucikan yaitu yang belum
kena Na’jis dan yang bukan Musta’mal. Bermula jikalau air itu sedikit yaitu
kurang dari dua kullah maka jika hendak bersuci daripadanya maka jangan di
kobok didalamnya menyuci atau mengambil air sembahyang atau mandi melainkan
dengan gayung, sebab jika dikobok dengan barang yang ada najis kedalam air itu niscaya
air itu menjadi najis sekalipun tiada berubah rupanya atau rasa atau baunya.
Adapun jika dimasukkan tangan didalam air itu oleh yang mengambil air
sembahyang sesudahnya membasuh mukanya dengan tiada niat membasuh tangannya
diluar tempat air itu niscaya jadilah air itu musta’mal. Adapun jikalau air
yang baik yaitu sekedar beratnya tiga ratus lima kati yaitu yang dekat dua
kulah maka tiada menjadi jika dikobok
didalamnya melainkan jika berubah air itu dengan najis maka jadilah air itu najis.adapun
apabila hilang berubahnya itu maka jadilah ia suci kembali adanya.
Pasal: Bermula syarat istinja dengan air bahwa ia
menghilangkan bau dan rupa dan rasa dengan air yang suci menyucikan demikian
pula syarat membasuh tiap-tiap najis yang pertengahan.
Pasal: Syarat istinja dengan batu atau seumpamanya seperti
kayu atau kain atau kertas, maka syaratnya bahwa ia tohir (suci) lagi kasap
lagi bukan muhtarom yakni bukan barang yang dihormatikan pada syar’i dan
syaratnya pula jangan sudah kering najisnya dan wajib dengan tiga kali sapunya
adanya. Adapun afdolnya istinja lebih dahulu dengan seumpama batu itu kemudian
dengan air adanya. Bermula sunnah dibaca ini do’a apabila hendak masuk jamban
sebelumnya masuk dibaca ini do’a:
Dan sunnah pula dibaca apabila keluar dari jamban
dengan mendahulukan kaki kanan. Adapun ketika masuknya maka mendahulukan kaki
kiri, dan inilah doanya yang dibaca sesudahnya keluar dari jamban:
Perihal rukun air sembahyang yaitu enam perkara: Pertama-tama,
niat didalam hati diwaktu membasuh muka seumpama, sahajaku mengambil fardhu air
sembahyang, atau sahajaku mengangkat hadas yang kecil adanya. Kedua,
membasuh muka. Ketiga, membasuh kedua tangan serta siku-sikunya. Keempat,
menyapu kepala dengan air sekalipun sedikit. Kelima, membasuh kedua kaki
serta mata kakinya. Keenam, tertib yaitu beraturan membasuh anggota yag
tersebut satu persatu. Adapun sunnah air sembahyang, bermula daripada itu
membaca “Bismillah Hirrohman Birrohim” dan bersugi dan berkumur dan
masukkan air dihidung dan menyapu dua telinga dengan air, membasuh segala
anggota air sembahyang tiga-tiga kali dan mendahulukan kanan atas kiri, dan
menghadap kiblat dan menyapu semua kepala dengan air dan membaca jika selesai daripada
mengambil air sembahyang, padahal menengok ke atas beserta mengangkat kedua
tangan inilah doanya:
Pasal: Jikalau dapat hadas besar daripada Jima’ atau keluar mania
atau selesai daripada haid atau nifas, maka wajib mandi sekalian badan dengan
dua rukunnya: Pertama, Niat didalam hati diwaktu permulaan mandi,
seumpama katanya sahajaku mengangkat hadas besar daripada sekalian badan atau
sahajaku mandi fardhu. Kedua, Membasuh sekalian badan adanya. Adapun sunnah
mandi, Bermula daripada itu mendahulukan membasuh najis yang ada dibadan dan
membasuh segala kotoran yang dibadan dan membaca: “Bismillah Hirrohma
Nirrohim” dipermulaan mandi dan mendahulukan air sembahyang dan menghadap
kiblat dan membasuh badan tiga kali dan membaca doa jika selesai daripada mandi
yaitu do’a habis mengambil air sembahyang yang tersebut diatas adanya.
Langganan:
Postingan (Atom)